mediasergap.com | MEDAN - Siang tadi Selasa (29/9/2020) tanpa sengaja kami berbincang-bincang dengan seorang wanita sebut saja Ratih (nama samaran, red) yang berusia 30 tahun keatas. Di sebuah rumah sakit di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Berikut perbincangan kami dengannya:
Teman saya: Mau menjenguk siapa dek? Siapa yang sakit?
Ratih: Gak menjenguk siapa-siapa pak. Saya yang sakit.
Teman saya: Sakit apa? Kelihatan kamu segar bugar.
Ratih: Sakit HIV-AIDS pak? (3 kali)
Karena suara Ratih yang pelan dan lirih, sempat mengucapkan 3 kali penyakit yang dideritanya.
Teman saya: Kok bisa, gimana kamu bisa seperti ini?
Ratih: Dari suami pak. Untung anak saya negatif HIV-AIDS.
Teman saya: Suami kamu kerja apa rupanya?
Ratih: Seorang s*****. Dia selalu keluar kota.
Ratih kelihatan tegar dan pasrah dalam menghadapi penyakit yang didapat akibat prilaku suami yang sering "jajan" diluar.
Setiap pertanyaan kami lontarkan, Ratih menjawab dengan nada suara yang lirih.
Teman saya: Berapa biaya kamu setiap membeli obat dalam sebulan?
Ratih: Dua juta untuk saya dan suami. Untung saya pake BPJS, jadi tidak terlalu berat. Obatnya diminum 1 hari satu kali, harus terus diminum pak, tidak boleh lewat satu hari pun.
Teman saya: Jadi kamu sebulan sekali harus ke sini untuk melakukan chek-up? Dimana tinggal?
Ratih: Iya pak. Tinggal di S****** pak.
Nah, inilah sekelumit kisah yang memilukan dari seorang istri yang tidak bersalah dan tidak menahu apa-apa harus menanggung dosa perbuatan seorang suami.
Perlu diingatkan bagi para suami, pergunakanlah akal dan pikiran jika ingin "jajan" sembarangan, akibat yang dirasakan bukan untuk diri sendiri, bahkan bisa terkena istri dan anak yang akan dilahirkan.
Apakah kita sanggup melihat penderitaan mereka akibat perbuatan kita sebagai suami atau ayah? Itu kembali kepada kita sebagai laki-laki yang harus tetap memenuhi kebutuhan mereka.
Pembaca yang budiman kami mohon maaf, untuk menjaga privasi, kami menyembunyikan nama dan tempat tinggal narasumber.(sabah)
No comments:
Post a Comment