mediasergap.com - MEDAN - Konflik yang terjadi di kubu Partai Golkar Sumut selama ini, antara pendukung Musa Rajeckshah (Ijeck) dengan loyalis Ahmad Doli Kurnia Tanjung yang mendukung Akhmad Yasir Ridho Lubis, tampaknya akan menyatu kembali.
Inilah dinamika yang sering terjadi di tubuh Partai Golkar. Para pengurus partai berlambang pohon beringin ini memang sudah terlatih/terbiasa mengelola persoalan internalnya dengan baik.
Menurut informasi yang beredar, bahwa Ketua Umum DPP Partai Golkar Airlangga Hartarto, melalui orang kepercayaannya, melakukan inisiasi terhadap kedua tokoh tersebut.
Ada dua kesepakatan penting dari pertemuan kedua tokoh yang sebelumnya berseteru tersebut.
Pertama Doli legowo menjalankan pesan Airlangga Hartato yang lebih menginginkan Ijeck menjadi Ketua Partai Golkar Sumut.
Kedua, keinginan Doli melaksanakan Musda Partai Golkar Kabupaten/Kota se Sumut dituruti Airlangga Hartato, sekaligus ujian buat Doli apakah akan tetap berkomitmen untuk menjalankan keputusan yang pertama tadi, mendukung Ijeck menjadi Ketua Partai Golkar Sumut.
Musda Partai Golkar Kabupaten/Kota se Sumut pun digelar. Ijeck menghadiri acara pembukaan musda di beberapa kabupaten/kota yang bahkan selama ini sangat kuat mendukung Akhmad Yasir Ridho Lubis.
Misalnya, kehadiran Ijeck pada Musda Partai Golkar Kota Binjai adalah salah satu sinyal bahwa bandul politik Musda Partai Golkar Sumut yang akan digelar beberapa waktu yang akan datang sudah sangat menguat ke Ijeck. Selama ini DPD Partai Golkar Kota Binjai adalah loyalis utama Doli dan Ridho Lubis.
Tapi tetap saja, masih ada segelintir oknum pengurus DPD Partai Golkar Sumut yang selama ini menggantungkan masa depan politiknya di pundak Ridho masih terus bermanuver, melakukan perlawanan kecil-kecilan walau sudah tak efektif lagi, untuk terus memprovokasi elit politik Partai Golkar Kabupaten/Kota se Sumut, agar tetap ‘ngotot’ memaksakan diri memperjuangkan Ridho menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sumut.
Mereka sudah khawatir duluan akan tercampak keluar dari kepengurusan DPD Partai Golkar Sumut jika Ijeck yang menjadi ketuanya.
Padahal kekhawatiran seperti itu tak beralasan, Partai Golkar sudah terbiasa mengakomodasi kepentingan seluruh faksi (bagian, red) yang bertikai. Apalagi, karakter Ijeck juga bukan type pemimpin yang pendendam. Ijeck dikenal sebagai type perangkul, bukan pemukul.
Apapun manuver yang dilakukan tersebut pada akhirnya akan membentur tembok. Diketahui, sejak awal, Airlangga Hartato lebih merestui Ijeck menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sumut.
DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota se Sumut pun sudah tak punya alasan untuk tetap ikut permainan segelintir oknum pengurus Partai Golkar Sumut tersebut.
Kepentingan politik para pemimpin DPD Partai Golkar Kabupaten/Kota tersebut sudah teramankan semua. Urusan rekomendasi Pilkada sudah tuntas, dan urusan kepentingan Musda Partai Golkar di tingkat kabupaten/kotanya masing masing sudah juga selesai.
Bahkan terpilihnya Ijeck sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumut secara aklamasi pada Musda Partai Golkar Sumut yang akan digelar dalam waktu dekat akan menjadi darah segar, menambah kekuatan politik bagi Partai Golkar untuk memenangkan Pilkada Serentak Tahun 2020.
Jaringan massa dan politik yang dimiliki Ijeck akan sangat efektif membantu calon kepala daerah yang diusung Partai Golkar untuk menang pada pilkada serentak 9 Desember 2020.(sabah)
No comments:
Post a Comment