-->






7 MALAM BERBULAN MADU BERSAMA LANGSUER (2)

Oleh: RUSDI MUHAMMAD

Selepas mandi, di meja makan, Sri i sudah menyiapkan hidangan santap malam. Mereka berdua menikmati hidangan makan malam.

Setelah selesai santap malam, Sri  mengajak Karto ke taman belakang rumah. Mereka berdua bercenngkerama sambil bermain ayunan.

"Sri, permainan kita lanjutkan di dalam rumah saja ya!" Ajak Karto yang sudah tidak sabar ingin segera melampiaskan nafsu birahinya. Sri  hanya mengangguk.

 Karto sama sekali tidak pernah mengetahui kehidupan di siang hari. Semua aktivitas hidup di dunia lain tempat Sri Kunti tinggal menetap sepertinya hanya berlangsung pada malam hari. Kampung tempat Karto kini tinggal sepertinya hanya muncul menjelang senja hingga subuh. Siang hari kampung itu tidak pernah ada.

Sudah lima hari, Karto tidak pulang ke rumah. Informasi yang diterima Atik, isterinya menyebutkan bahwa malam Jum;at kemarin, suaminya mengantarkan perempuan cantik. Setelah mengantarkan perempuan itu Karto tidak pulang ke rumah.

Atik isteri Karto  sudah mencari Karto ke mana-mana, tapi tidak juga ditemukan.  Ia merasa takut  takut terjadi sesuatu pada diri suaminya, seperti dibegal di tengah jalan. Pikiran Atik bermacan-macam menduga-duga.   Atik bahkan sudah melaporkan kasus hilangnya Karto pada polisi.

Beragam prediksi muncul akibat menghilangnya Karto. Ada yang berpendapat barangkali perempuan yang diantarkan Karto itu adalah anggota sindikat perampok.Namun, Atik tidak yakin suaminya dirampok. Nalurinya mengatakan, suaminya yang mata keranjang itu tengah bersenang-senang dengan perempuan cantik yang diantarkannya. Apalagi, beberapa  bulan lalu, Karto pernah sampai tiga hari tidak pulang ke rumah setelah mengantarkan sewa seorang perempuan cantik. Ternyata Karto tinggal serumah bersama perempuan itu.

Teman-teman satu profesi dengan Karto ada yang menyarankan untuk minta bantuan dukun untuk mengetahui di mana Karto berada. Saran itu dituruti Atik. Dengan diantar adiknya, Atik mendatangi rumah Mbah  Bejo , dukun kampung yang tidak diragukan lagi kemampuannya.

Dihadapan Mbah  Bejoo, Atik menceritakan tentang suaminya sudah lima hari tidak pulang ke rumah.

"Suamimu sedang berbulan madu," kata Mbah Bijo, menjelaskan.

"Dengan siapa dia menikah, Mbah?" Tanya Atik sambil menahan geram. Dalam hati, dia mengumpat habis-habisan suaminya. Padahal dulu Karto sudah bersumpah tidak lagi berselingkuh. Kini dia ulangi lagi.

"Dia menikah dengan perempuan dari dunia lain."

"Siapa perempuan itu, Mbah  Apa perempuan bunian ?" Atik menjadi penasaran.

"Dia Langsuwer kalan orang jawa bilang Kuntilanak!"

Mendengar Mbah  Bejo menyebut nama  Langsuer , bulu roma Atik merinding. "Apakah suamiku masih bisa pulang, Mbah?" tanyanya sambil menahan tangis.

"Bisa, tapi sabarlah. Biasanya acara bulan madu bersama  Lamgsuer  berlangsung tidak lebih dari tujuh  malam," kata Mbah Bejo, menjelaskan.

Berarti dua hari lagi Karto baru pulang ke rumah?

Memang aneh, memasuki malam ketujuh, Karto terintat pada isterinya dan anak bayinya yang baru berumur satu bulan. Malam itu  berpamitan pada Sri  hendak pulang ke rumahnya. Entah bagaimana, tiba-tiba Karto merasakan kerinduan teramat berat pada keluarganya, pada Atik, isterinya, juga pada  bayinya.

"Sri, aku mau pulang ke rumah, nanti aku kemari lagi!" Katanya berjanji.

"Bukankah Abang sudah berjanji ingin hidup bersamaku?" Protes Sri i, mengingatkan.

"Tapi aku punya keluarga!"

Sri  diam beberapa saat lamanya. Lalu, dengan tenang dia berkata, "Pulanglah, Bang. Keluarga Abang di rumah paati menanti Abang pulang."

Sri  melepas kepergian Karto dengan linangan air mata. Dia mengantarkannya hingga ke depan pekarangan rumahnya. Karto menyelusuri jalan raya di dunia maya yang membingungkan itu. Aneh, ketika karto tiba di sebuah persimpangan jalan, kota itu hilang secara misterius. Becak bermotornya yang dikemudikan mendadak mati mesinnya. Setelah diperiksa, bensinnya habis.

Malam sudah menujukkan pukul dua dini hari. Suasana di sekitar begitu sepi. Di sebelah kiri jalan, Karto melihat hamparan kuburan umum. Ratusan orang dikubur di sana. Bulu kuduk Karto berdiri meremang. Badannya mendadak lemas.

Perkampungan warga sekitar satu kilometer lagi. Karto tidak sanggup mendorong becaknya. Tubuhnya sangat lemah. Seluruh sendi-sendi ototnya rasanya copot. Akhirnya, Karto memutuskan tidur dalam becaknya.

Pagi hari, ketika dia terjaga dari tidur pulasnya, orang-orang ramai berada di sekelilingnya. Dia mencoba untuk bangkit dari atas becak, tapi usahanya sia-sia. Tubuhnya sangat lemah sehingga tidak dapat digerakkan. Teman-teman satu profesi yang kebetulan kenal dengannya, akhirnya mengantarkan Karto pulang ke rumahnya.

Mengetahui berita Karto pulang, warga di sekitar tempat tinggalnya, berbondong-bondong ke luar dari rumah. Dalam tempo sekejap rumah Karto ramai seperti ada pertujunkkan dangdut. Bertubi-tubi pertanyaan pun di arahkan kepadanya. Namun, Karto lebih banyak diam. Penampilannya berubah dari biasanya. Karto yang biasanya ceria, kini berubah seperti orang bingung.

Abang-bang penarik becak teman Karto mengantarkannya pulang ke rumahnya. Tiba di rumah ia disambut dengan repetan  Atik. Karto penjadi seperti seorang tersangka sedang diintrogasi  juper polisi. Atim  menjadi emosi mendengarnya dan api cemburunya tidak dapat dipadamkan. Dia tidak sudi lagi menerima Karto, sebab sudah bersebadan dengan makhluk halus.

Atik akhirnya pergi membawa anaknya ke rumah orang tuanya. Tinggallah Karto seorang diri dalam keadaan lumpuh total. Kini, dia hidup dari belas kasihan orang-orang yang dekat dengannya. (Penulis tinggal di Stabat, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara)

No comments:

Post a Comment

Berita Terkini