mediasergap.com | SUBULUSSALAM - Civitas Akademika Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiah Hamzah Fansuri, Subulussalam, melaksanakan kuliah umum. Bertemakan Program Bangga Kencana Menuju Peningkatan Kualitas SDM dan Motivasi Generasi Muda dalam mensukseskan Pembangunan Kota Subulussalam tersebut dihadiri Kepala Perwakilan BKKBN Aceh, Drs Sahidal Kastri, M.Pd dan Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kota Subulussalam.
Turut juga sejumlah dosen dan mahasiswa hadir di ruangan kampus STIT-HAFAS yang dimulai dengan acara pembukaan dan penandatanganan MoU antara STIT-HAFAS dengan DP3AKB Kota Subulussalam dan BKKBN Aceh yang berlangsung hikmat sampai pembacaan doa dari salah seorang anggota PIK-M STIT-HAFAS.
DR. Musriaparto, MM selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Hamzah Fansuri Kota Subulussalam menyambut baik Program Bangga Kencana yaitu Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana hadir bagi Mahasiswa yang tergabung dalam PIK-M (Pusat Informasi dan Konseling-Mahasiswa) yang baru tahun 2020 ini terbentuk di STIT-HAFAS.
"Kedepan dapat berkerjasama dengan BKKBN dalam hal Program Bangga Kencana, tentunya kajian-kajian ilmiah dapat menjadi rujukan agar Program Bangga Kencana sukses dilaksanakan di Kota Subulussalam," harap DR.Musriaparto, MM.
Drs. Sahidal Kastri, M.Pd dalam materinya mengupas pentingnya persiapan menjelang pernikahan (pra nikah). Berkeluarga itu harus direncanakan dengan baik, umur ideal yang dianjurkan oleh BKKBN untuk menikah bagi laki-laki adalah 25 Tahun dan bagi perempuan 21 Tahun, persiapkan pra-nikah itu dengan Prekonsep jangan dengan prewedding, kita budayakan prekonsep dimana setiap calon pengantin selain mengikuti kursus catin, juga menyiapkan kesehatan dengan melakukan tes kesehatan, beraktifitas yang positif, mengonsumsi makanan yang bergizi, minum vitamin agar pengantin siap untuk mempunyai keturunan yang sehat.
"Selama ini kita sibuk dengan prewedding, melakukan pemotretan dengan biaya mahal tanpa memikirkan kondisi kesehatan dan budaya ketimuran kita sehingga biaya mahal tapi tapi tidak bermanfaat bagi pembentukan keluarga yang sehat, bayangkan jika uang biaya yang dikeluarkan untu pemotretan itu kita siapkan untuk tes kesehatan, minum vitamin pasti sejak dini jika ada gangguan pada calon pengantin dapat terdeteksi dini, dan dapat segera dicari jalan keluarnya," papar Sahidal Kastri.
Sementara Kepala perwakilan BKKBN Aceh berjanji akan melakukan kegiatan yang serupa kedepannya, mahasiswa STIT-HAFAS luar biasa.
Untuk memotivasi generasi muda dalam hal ini mahasiswa STIT-HAFAS, Nurul Akmal, SE.MM selaku Kepala Dinas PP, PA dan KB mengajak mahasiswa melihat dan mengkaji kenapa pembangunan keluarga mutlak diperlukan, ketahanan keluarga kita ternyata masih rendah dan rentan ini dapat kita lihat dan saksikan masih tinggi angka pernikahan dini, angka stunting yang tinggi, KDRT, Angka Partisipasi Kasar (APK) yang rendah dan tingkat kesehatan yang rendah, dan lain sebagainya.
"Mahasiswa harus mempunyai mindset yang baik dalam pemahaman pengarusutamaan gender, karena ini juga dapat mempengaruhi dalam keluarga, superior dan relasi kuasa yang harus dapat dipahami dari sejak dini sehingga suami dan istri kelak mendapat kesepahaman yang sama tidak lagi terjadi double job bagi istri atau suami semua itu harus dibentuk dari sekarang," jelas Nurul Akmal.
Diskusi yang dipandu oleh ibu moderator Rahyu Vini Busri, S.Pd. M.Pd yang cantik dan smart itu berlangsung santai dan menarik, banyak ilmu baru yang didapat oleh mahasiswa dan mereka berharap dapat dilaksanakan kembali dengan menghadirkan kepala Perwakilan BKKBN Aceh.(RM)
No comments:
Post a Comment