mediasergap.com | LAMTENG - Abdul Rozak adalah siswa Madrasyah Ibtidaiyah Kampung Payung Makmur, Kecamatan Pubian, Kabupaten Lampung Tengah (Lamteng), Provinsi Lampung menderita kanker ganas butuh bantuan dar pemerintah dan para dermawan.
Saat ini dia merintih menahan sakit yang luar biasa karena kanker ganas yang mulai menggerogoti seluruh tubuhnya. Bahkan kedua belah bola mata sudah tidak melihat akibat dampak penyakitnya. Pandangannya kini gelap tidak bisa melihat lagi.
"Wak hidupkan lampu, gelap. Rozak nggak bisa melihat," kata rozak sambil menahan sakit.
Dia mulai merasakan sakit tepatnya dua tahun yang lalu. Kondisi kedua orang tua yang tidak mampu, salah satu faktor kurangnya pengobatan yang dilakukan terhadap Rozak.
Ironisnya, saat mulai menderita sakit, tidak ada satupun aparat kampung yang peduli terhadap Rozak. Bahkan program pemerintah daerah jemput sakit pulang sehatpun terkesan isapan jempol, meski Pemda Lamtemg sudah banyak yang tau akan sakit Rozak.
Namun keadaan itu tidak membuat kedua orang tua Rozak putus asa. Mereka terus berjuang untuk kesembuhan putra pertamanya meski keterbatasan biaya.
Untuk bertahan hidup orang tua Rozak harus hutang kesana dan kemari dan menjual apa saja miliknya untuk berobat anaknya.
Sementara penyakit kanker ganas terus menggerogoti putranya, bahkan Rozak mulai mengeluarkan gumpalan-gumpalan darah segar dari mulut, hidung dan matanya.
Kepala Abdul Rozak juga mulai membengkak. Bahkan benjolan dilehernya juga membesar. Setiap waktu Rozak menjerit kesakitan.
Beruntung ada donatur yang peduli atas derita Rozak. Sudah satu bulan ini ia mendapat perawatan di Rumah Sakit Abdul Muluk atas bantuan dari rumah singgah.
Abdul Rozak kini terbaring tidak berdaya di Rumah Sakit Abdul Muluk. Bahkan demi untuk kesembuhan dirinya, adeknya yang masih berumur dua tahun harus dititipkan tempat uwaknya atau kakak dari ayah Rozak.
"Uwak Rozak mau sekolah lagi. Uwak bilang sama pak bupati tolong saya bantu biaya berobat. Rozak mau main lagi sama teman-teman Rozak," kata Rozak lirih sambil menahan sakit.
Kini Rozak sudah dua kali mendapatkan pengobatan kemotrapi dari pihak rumah sakit. Rozak juga sempat kritis karena tidak mampu menahan sakit yng diderita.
"Saya hannya pasrah kak. Hannya pada Allah saat ini tempat saya memohon. Semoga anak saya diangkat semua pennyakitnya. Saya dan istri saya berjuang walau tak miliki uang untuk pengibatan. Sampai hari ini dari pemerintah daerah bahkan kepala kampung saya sendiri tidak ada perhatian sama sekali," ujar M. Ismail, orang tua kandung Rozak.
Ismail berharap ada pihak dermawan yang bisa membantu untuk biaya pengibatan serta bertahan hidup dalam mendampingi anaknya selama pengobatan di rumah sakit.
"Saya sudah tidak bisa berbuat apa2. Saya hannya berharab ada orang baik yang mau bntu saya untuk pengibatan putra saya dan biaya kami selama merawat anak saya"pungkas Ismail dengan meneteskan air mata.(AVID).
No comments:
Post a Comment