Ketua Bumdes Sukandar dan gudang tempat menyimpan peralatan pesta. (Foto: ist)
mediasergap.com | LABURA - Anggaran Dana Desa (DD) TA 2019 sebesar Rp.278.350.000 yang digunakan untuk program pembelian peralatan perlengkapan pesta di Desa Perkebunan Berangir, Kecamatan Na IX X Kabupaten Labura, Sumut, bakal menuai masalah.
Hal ini diduga proses alur usulan bentuk proposal perencanaan yang tidak sesuai hasil diverifikasi dengan telaahan yang baik oleh Pelaksana Pengelola Keuangan Desa (PPKD).
Begitu juga, disinyalir penunjukkan dan pengangkatan pengurus Bumdes yang diangkat karena adanya faktor kedekatan dengan pemangku jabatan, hal ini dilakukan agar memuluskan posisi kepengurusan petinggi Bumdes di Desa Kebun Berangir.
Menurut informasi yang dihimpun, barang-barang peralatan pesta yang dipesan melalui proposal Bumdes seperti tenda, kain tenda disinyalir tidak sesuai standar kebutuhan yang diperlukan.Sehingga diduga Panitia Bumdes melakukan mark-up dalam penggunaan anggaran.
Ketua Bumdes Desa Perkebunan Berangir Sukandar mengatakan, memang kami sudah mengadakan peralatan pesta sebagai realisasi usulan kami. "Lupa saya kalau tak pakai buku, seingat saya di atas dua ratusan juta, dan itu dicairkan karena sudah ada verifikasi oleh PPKD desa, tapi karena dananya tak cukup, jadi belum komplit dan belum bisa dimanfaatkan," jelas Sukandar saat ditemui awak media dikediamannya, Kamis malam (09/09/21) sekitar pukul 21.00 WIB.
Ia pun menyebutkan, bahan-bahannya ada di gudang sebelah rumah pak Kades. Jadi baru tahun inilah kita bisa menggunakannya itupun karena ada cair suntikan dana TA 2020 kisaran ratusan juta lah.
"Untuk menjalankan usaha milik desa ini, dibuat dengan sistim menyewakan kepada yang berminat, soal harga sewa menurut pasaran lah. Baru sekitar 4 kali ini dipake orang, dikarenakan masih di masa pandemi Covid-19," terangnya.
Lebih lanjut, Sukandar menuturkan, sebenarnya masalah penggunaan dana Bumdes ini, hanya kami bicarakan secara transparan kepada DPMD dan pak Kades saja. "Jadi hanya itu saja yang bisa saya sampaikan kepada bapak media, lagian kita tak kenal," tangkis Sukandar.
Kades Supri Arianto yang ingin ditemui awak media di kantornya tidak berada di tempat.
Sementara, Sekdes Kebun Berangir Dewi yang ditemui, Jumat (10/09/21) mengatakan, pak Kades sedang ada tugas luar, mengikuti acara pak Bupati, Ngantor di Desa, mengenai dana Bumdes saya tidak tahu menahu.
"Apalagi tentang kucuran dana Bumdes tahun 2019 pak, sebab tahun itu bukan saya yang jadi pengelola keuangannya, tapi Kaur Bendahara Retno Shinta," ungkap Dewi sambil menyebutkan pengelola keuangan tersebut lagi cuti.
Tak hanya sampai disitu, mediasergap.com mencari tau keberadaan oknum PPKD, ternyata tempat tinggalnya di rumah Kepala Desa Supri Arianto, dan oknum PPKD tersebut anak perempuan dari kepala desa.
Sesampai di kediaman Kades, terlihat Ratna Shinta sedang diteras rumah, melihat kedatangan awak media, buru buru ia masuk ke dalam rumah.
Ketika ditanyakan kepada lelaki gemuk yang sedang bermain laptop di kursi teras, ia mengaku keponakan Kades, sudah 2 bulan berada di Papua. "Orang yang bapak maksud gak ada disini pak, yang masuk tadi keponakan Kades," kilah pria gemuk seperti menutupi (Yans/red)
No comments:
Post a Comment