-->






Diduga Proyek Peningkatan Jalan di Ledong Barat Asal-asalan dan tak Diawasi

mediasergap.com | ASAHAN - Proyek peningkatan ruas jalan Ledong Barat, Aek Bange Kecamatan Aek Ledong Kabupaten Asahan, Sumut sepanjang +325 meter dengan pelaksana sebagai pemenang lelang  CV. Widya Kencana dengan anggaran sebesar Rp.793.463.978. mulai menuai sorotan tajam baik dari warga pengguna jalan hingga beberapa elemen masyarakat.

Yang sangat disesalkan buruknya dari pelaksanaan pekerjaan proyek ini, baik mekanisme kegiatan hingga pengadaan alat dan materialnya yang tidak semestinya digunakan, seperti pengisian material menggunakan gerakan batu campur pasir (sertu), dan peralatan kerja yang digunakan seperti baby roller (pemadat material, red) yang terlalu kecil dan kedaluarsa. 

Selain itu, alat alat berat kerja juga diletakkan di sembarang tempat, tanpa ada disediakannya gudang direksi cat yang  anggarannya sudah tersedia dalam rencana anggaran biaya proyek.

Menurut sumber yang layak dipercaya dan investigasi mediasergap.com di lapangan, selama beberapa hari melihat awal kegiatan pembuat lobang galian pengorekan untuk isian material menyebutkan, penggunaan alat milik PT Socfindo yang kabarnya pinjam pakai dengan dalih bukan untuk proyek tapi untuk membantu keperluan kegiatan  masyarakat. 

Setelah itu ditemukan di berapa titik tumpukan sirtu pada badan jalan yang sangat mengganggu pengendara yang banyak berlalu lalang tanpa adanya rambu rambu pengaman proyek.

Terlihat juga adanya pengisian material sirtu oleh pekerja yang mengaku dari Dinas PU dengan kondisi galian lobang lobang isian diduga tidak standart baik lebar maupun kedalamannya.

Pada hari Sabtu (30/10/21) mulai dilakukan pemadatan kompeck dengan alat baby roller yang sudah tua dan usang bahkan cuma berkapasitas kekuatan 50 liter.

Lebih naifnya lagi, baru saja pekerjaannya berjalan berselang beberapa waktu, sudah terhenti akibat terjadi kerusakan pada alat Baby Roller, akhirnya pekerjaan cuma sebatas mengambil foto dokumentasi di lapangan saja, mulai titik Sta 0 hingga Sta 325 sebagai bahan bukti pelaksanaan kegiatan untuk melengkapi berkas dokumentasi proyek yang sedang dikerjakan sebagai lampiran ketika melakukan permintaan pembayaran proyek nantinya.

Ali, salah seorang pekerja yang mengaku mandor mengatakan, kami bertiga adalah pekerja langsung utusan dari Dinas PU Asahan. "Memang baru sekali ini kami melakukan kerja dengan timbunan material dari sirtu seperti ini, begitu juga penggunaan alat pemadatan kompecknya memang terlalu kecil, tapi karena ini yang ada disini maka alat inilah kami gunakan," ujar Ali kepada mediasergap.com, Sabtu (30/10/21). 

Ali pun memaparkan, begitu juga materialnya seharusnya memang lebih baik menggunakan Base Cause sehingga pemadatannya dilakukan lebih baik dan tidak goyang dan agar proses pengaspalan nantinya lebih padu dan padat sehingga mutunya dapat bertahan lama.

Ketika ditanya kenapa tidak didampingi konsultan atau pengawas dari Dinas PU, Ali menerangkan, mereka belum kemari dan pengawas Dinas PU Asahan bernama Pak Purba masih di lapangan Air Batu.

Sementara Abdul Jalil yang mewakili dari warga di Perumahan Aulia Permai Ledong Barat mengeluhkan, kita lihat bersama awal dari kegiatan saja pihak kontraktor sudah melanggar aturan lalu lintas, dengan menuang material sirtu sembarangan saja di badan jalan proyek, sehingga banyak masyarakat pengguna jalan yang komplain dan mengecam kegiatan ini. Ditambah lagi pemadatan bahu jalan dilakukan hanyalah sebatas lewat dan tidak diulang ulang bahkan alat yang digunakan pun tidak memadai yakni Baby Roller mini," keluh Jalil kepada mediasergap.com, Sabtu (30/10/21) di lokasi proyek.

"Begitu juga skriping badan jalannya pun tidak standar dan jelas terlihat masih bergelombang, dan penuh kotoran sampah lapangan, kita bisa mengatakan ini karena posisi lokasi proyek ini di belakang rumah saya dan setiap hari saya melintas keluar masuk melalui jalan ini," ungkap Jalil lagi.

Menurutnya, sekarang masyarakat sangat mencurigai keberadaan proyek yang dikerjakan semau gue ini bahkan  tidak pernah terlihat di awasi oleh pihak  pengawas Dinas PU dan konsultan untuk mengarahkan agar pelaksanaan pekerjaannya dilakukan dengan baik dan benar.

Melihat kegiatan asal proyek ini berarti isu yang berkembang bahwa proyek ini "PROYEK ISTANA" memang mulai terjawab, hal ini dapat ditinjau dari sistim mekanisme pekerjaannya dan pengadaan material dan alatnya yang semau gue diadakan  dan banyak terjadi pelanggarannya pada kegiatan proyek Dana Insentif Daerah (DID) ini.

Seharusnya, Jalil pun mengatakan, pekerjaan begini ada teguran, baik itu dari Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) maupun konsultan pengawasnya.

"Amburadulnya pelaksanaan pekerjaan ini, kita semakin yakin kalau hasilnya nanti tidak akan bertahan lama karena mutunya bakal bobrok. Janganlah menganggap masyarakat disini tidak perduli atau tidak faham dengan sistim kegiatan proyek asal-asalan seperti ini. Inikan dana dari pusat maka kami minta lakukan pekerjaannya sesuai dengan aturan Bestek yang ada, dan masyarakat sudah memantau dan menyoroti proyek ini," pinta Jalil yang diamini dengan warga lainnya yang sudah kesal dan kecewa.

Saat keluhan warga ini ingin di konfirmasikan kepada Pengawas dari Dinas PU bermarga Purba, ditunggu-tunggu di lapangan beberapa hari belum bisa ditemui. (Yans/red)

No comments:

Post a Comment

Berita Terkini